Mengidentifikasi Ide dan Makna Kata dalam Hikayat, Buku Siswa Bahasa Indonesia Halaman 54-58 Kelas X SMP Kurikulum Merdeka – Hikayat merupakan salah satu genre sastra lama dalam bahasa Melayu yang kaya akan cerita dan makna. Bagi para pembaca yang ingin mempelajari lebih dalam tentang hikayat, artikel ini akan membantu untuk mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat. Artikel ini merujuk pada materi yang terdapat di halaman 54-59 buku siswa Bahasa Indonesia kelas X SMP Kurikulum Merdeka, serta sumber-sumber yang relevan. Dalam hikayat, kata-kata memiliki makna dan signifikansi tersendiri, sehingga penting untuk memahami pengertian dan konteksnya. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap ide dan makna kata dalam hikayat, pembaca akan dapat menikmati serta menggali pesan moral yang terkandung dalam setiap ceritanya.
Dalam pembelajaran tentang hikayat, penting untuk memulai dengan memahami definisi dan karakteristik hikayat itu sendiri. Hikayat adalah karya sastra lama dalam bahasa Melayu yang ditulis dalam bentuk prosa. Unsur rekaan menjadi ciri menonjol dalam hikayat, dengan cerita-ceritanya yang sering berkisar pada kehidupan istana. Namun, hikayat juga dapat berisi cerita, undang-undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau kombinasi dari sifat-sifat tersebut. Melalui pemahaman tentang definisi hikayat, pembaca akan dapat membangun landasan yang kuat dalam mengidentifikasi ide dan makna kata dalam cerita-cerita hikayat.
Dalam proses mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat, perhatian terhadap konteks cerita menjadi sangat penting. Setiap kata dalam hikayat memiliki nuansa dan makna yang terkait erat dengan cerita secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kami akan membahas langkah-langkah untuk mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat berdasarkan sumber-sumber terpercaya dan materi yang terdapat di buku siswa Bahasa Indonesia kelas X SMP Kurikulum Merdeka. Melalui pemahaman yang mendalam tentang konteks dan penggunaan kata-kata dalam hikayat, pembaca akan dapat menggali pesan moral dan makna yang tersembunyi dalam setiap cerita hikayat yang mereka baca.
Dengan memahami ide dan makna kata dalam hikayat, pembaca akan dapat menikmati dan mengapresiasi kekayaan sastra lama Melayu. Melalui pemahaman ini, mereka akan mampu membaca hikayat dengan lebih kritis dan mendalam, serta mengambil hikmah dan pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut. Artikel ini akan memberikan langkah-langkah praktis dan sumber-sumber yang relevan untuk membantu pembaca dalam proses mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat. Selamat menikmati perjalanan membaca hikayat dan menggali makna yang terkandung di dalamnya!
Mengidentifikasi Ide dan Makna Kata dalam Hikayat
Seperti yang sudah disampaikan di halaman awal bab ini, kalian akan mempelajari hikayat. Sebelum kalian mempelajari lebih lanjut tentang hikayat, pelajarilah pengertian hikayat dari beberapa sumber berikut.
Kata hikayat diturunkan dari kata bahasa Arab “haka” yang mempunyai arti: menceritakan, menirukan, mewartakan, menyerupai, berkata, meneruskan, dan melukiskan (Baried dkk,1985, 9). Sastra hikayat ialah sastra lama yang ditulis dalam bahasa Melayu. Sebagian besar kandungan ceritanya berkisar dalam kehidupan istana. Unsur rekaan merupakan ciri menonjol dan pada lazim nya men cakup bentuk prosa yang panjang (Baried, 1985, 9).
Hikayat ialah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifatsifat itu. Hikayat dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Hikayat).
Dari informasi di atas, buatlah definisi hikayat dengan kata-katamu sendiri. Pembuatannya dapat dilakukan berdasarkan sumber-sumber yang kalian dapatkan
Jawaban
Hikayat adalah sebuah karya sastra lama dalam bahasa Melayu yang ditulis dalam bentuk prosa. Hikayat berisi cerita, undang-undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau kombinasi dari sifat-sifat tersebut. Tujuan utama membaca hikayat adalah sebagai hiburan, untuk membangkitkan semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Unsur rekaan dalam hikayat menjadi ciri yang menonjol, dan biasanya cerita-cerita dalam hikayat berkisar pada kehidupan istana.
Kegiatan 1 Mengidentifikasi Ide dan Makna Kata dalam Hikayat
Kalian akan menyimak hikayat berjudul Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak yang akan dibacakan secara bergiliran dalam satu kelompok. Agar dapat menyimak dengan baik, perhatikanlah langkah-langkah di bawah ini!
Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak
Menurut sahibul hikayat, sebermula ada seorang Datu yang sakti mandraguna sedang bertapa di tengah laut. Namanya Datu Mabrur. Ia bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar.
Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin, gelombang dan badai topan. Ia memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya, kelak.
Hatta, ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan laut dan terbang menyerangnya. Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu.
Ikan itu terpelanting dan jatuh di karang. Setelah jatuh ke air, ikan itu menyerang lagi. Demikian berulang-ulang. Di sekeliling karang, ribuan ikan lain mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam, seakan prajurit siap tempur. Pada serangannya yang terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis saat Datu Mabrur membuka matanya.
“Hai, ikan! Apa maksudmu mengganggu samadiku? Ikan apa kamu?”
“Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu membuat lautan bergelora. Kami terusik, dan aku memutuskan untuk menyerangmu. Tapi, engkau memang sakti, Datu Mabrur. Aku takluk,” katanya, megap-megap. Matanya berkedip-kedip menahan sakit. Tubuhnya terjepit di sela-sela karang tajam.
“Jadi, itu rakyatmu?” Datu Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung karang.
“Ya, Datu. Tapi, sebelum menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau aku kalah, kami akan menyerah dan mematuhi apa pun perintahmu.”
“Datu, tolonglah aku. Obati luka-lukaku dan kembalikanlah aku ke laut. Kalau terlalu lama di darat, aku bisa mati. Atas nama rakyatku, aku berjanji akan mengabdi padamu, bila engkau menolongku…” Raja Ikan Todak mengiba-iba. Seolah sulit bernapas, insangnya membuka dan menutup.
“Baiklah,” Datu Mabrur berdiri. “Sebagai sesama makhluk ciptaan-Nya, aku akan menolongmu.”
“Apa pun permintaanmu, kami akan memenuhinya. Datu ingin istana bawah laut yang terbuat dari emas dan permata, dilayani ikan duyung dan gurita? Ingin berkeliling dunia, bersama ikan paus dan lumba-lumba?”
“Tidak. Aku tak punya keinginan pribadi, tapi untuk masa depan anak-cucuku nanti….” Lalu, Datu Mabrur menceritakan maksud pertapaannya selama ini.
“Akan kukerahkan rakyatku, seluruh penghuni lautan dan samudera. Sebelum matahari terbit esok pagi, impianmu akan terwujud. Aku bersumpah!” jawab Raja Ikan Todak.
Datu Mabrur tak dapat membayangkan, bagaimana Raja Ikan Todak akan memenuhi sumpahnya itu. “Baiklah. Tapi kita harus membuat perjanjian. Sejak sekarang kita harus sa-ijaan, seiring sejalan. Seia sekata, sampai ke anak-cucu kita. Kita harus rakat mufakat, bantu membantu, bahu membahu. Setuju?”
“Setuju, Datu…,” sahut Raja Ikan Todak yang tergolek lemah. Ia sangat membutuhkan air.
Mendengar jawaban itu, Datu Mabrur tersenyum. Dengan hati-hati, dilepaskannya tubuh Raja Ikan Todak dari jepitan karang, lalu diusapnya lembut.
Ajaib! Dalam sekejap, darah dan luka di sekujur tubuh Raja Ikan Todak itu mengering! Kulitnya licin kembali seperti semula, seakan tak pernah luka. Ikan itu menggerak-gerakkan sirip dan ekornya dengan gembira.
Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur mengangkat Raja Ikan Todak itu dan mengembalikannya ke laut. Ribuan ikan yang tadi mengepung karang, kini berenang mengerumuninya, melompat-lompat bersuka ria.
“Sa-ijaan!” seru Raja Ikan Todak sambil melompat di permukaan laut.
“Sa-ijaan!” sahut Datu Mabrur.
Sebelum tengah malam, sebelum batas waktu pertapaannya berakhir, Datu Mabrur dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Gemuruh perlahan, tapi pasti. Gemuruh suara itu terdengar bersamaan dengan timbulnya sebuah daratan, dari dasar laut! Kian lama, permukaan daratan itu kian tampak. Naik dan terus naik! Lalu, seluruhnya timbul ke permukaan!
Di bawah permukaan air, ternyata jutaan ikan dari berbagai jenis mendorong dan memunculkan daratan baru itu dari dasar laut. Sambil mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan!
Sa-ijaan! Sa-ijaaan…!”
Datu Mabrur tercengang di karang pertapaannya. Raja Ikan Todak telah memenuhi sumpahnya!
Bersamaan dengan terbitnya matahari pagi, daratan itu telah timbul sepenuhnya. Berupa sebuah pulau. Lengkap dengan ngarai, lembah, perbukitan dan pegunungan. Tanahnya tampak subur. Pulau kecil yang makmur.
Datu Mabrur senang dan gembira. Impiannya tentang pulau yang akan menjadi tempat tinggal bagi anak-cucu dan keturunannya, telah menjadi kenyataan. Permohonannya telah dikabulkan. Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pencipta, ia menamakannya Pulau Halimun.
Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut. Sebab, ia timbul dari dasar laut dan dikelilingi laut. Sebagai hikmahnya, kata sa-ijaan dan ikan todak dijadikan slogan dan lambang Pemerintah Kabupaten Kotabaru.
Diadaptasi dari: https://sumberbelajar.seamolec.org/product.php?id=NWFlMDNlNzE4NjVlYWNiZjc4ZjE3NmJh
Sekali lagi, Agar dapat menyimak dengan baik, perhatikanlah langkah-langkah di bawah ini!
1. Pusatkan perhatian pada teks hikayat yang dibacakan oleh temanmu.
2. Saat menyimak, kalian dapat menggunakan tabel “Adiksimba” berikut untuk mengidentifikasi hal-hal penting dalam cerita.
Siapa tokoh utama dalam hikayat ini?
Jawaban: Tokoh utama dalam hikayat ini adalah Datu Mabrur dan Raja Ikan Todak.
Kapan peristiwa dalam hikayat ini terjadi?
Jawaban: Pada saat Datu Mabrur Bersemedi di batu karang tepi laut
Apa yang menjadi permintaan Datu Mabrur ketika ia bertapa di tengah laut?
Jawaban: Datu Mabrur memohon sebuah pulau yang akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya di masa depan.
Di mana Datu Mabrur bertapa dan ikan todak menyerangnya?
Jawaban: Datu Mabrur bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar, sedangkan ikan todak menyerangnya di tengah laut dan di karang.
Mengapa ikan todak menyerang Datu Mabrur?
Jawaban: Ikan todak menyerang Datu Mabrur karena merasa terganggu oleh samadinya yang membuat lautan bergelora.
Bagaimana Datu Mabrur berhasil menepis serangan ikan todak dan mengobati luka-lukanya?
Jawaban: Datu Mabrur berhasil menepis serangan ikan todak dengan kekuatannya dan ia mengobati luka-lukanya dengan melepaskan ikan todak dari jepitan karang dan mengusapnya dengan lembut.
Bagaimana Raja Ikan Todak memenuhi sumpahnya untuk mewujudkan impian Datu Mabrur?
Jawaban: Raja Ikan Todak memenuhi sumpahnya dengan menggerakkan jutaan ikan dari berbagai jenis untuk mendorong dan memunculkan sebuah daratan baru dari dasar laut, yang kemudian menjadi Pulau Halimun.
Bagaimana akhir cerita dalam hikayat ini?
Jawaban: Akhir cerita menunjukkan bahwa impian Datu Mabrur terwujud dengan timbulnya Pulau Halimun, yang menjadi tempat tinggal bagi anak-cucu dan keturunannya.
3. Gunakanlah isian pada tabel kalian untuk membuat ringkasan cerita yang terdiri atas minimal 200 kata.
Contoh Ringkasan Cerita:
Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak mengisahkan tentang seorang Datu bernama Mabrur yang bertapa di tengah laut. Ia berharap mendapatkan sebuah pulau yang dapat dijadikan tempat tinggal bagi anak-cucu dan keturunannya. Saat bertapa, ia diserang oleh seekor ikan todak yang muncul dari permukaan laut. Namun, Datu Mabrur dengan kekuatannya berhasil menepis serangan ikan todak tersebut.
Setelah terpelanting, ikan todak tersebut terus menyerang dengan bantuan ribuan ikan lainnya. Namun, pada serangan terakhir, Datu Mabrur membuka matanya dan ikan todak jatuh di saat yang tepat. Datu Mabrur meminta ikan todak untuk menjelaskan maksudnya mengganggu samadinya. Ikan todak yang ternyata adalah Raja Ikan Todak menjelaskan bahwa ia menguasai perairan tersebut dan merasa terganggu oleh samadinya.
Setelah berbicara, Raja Ikan Todak mengakui kekalahannya dan menawarkan bantuan untuk memenuhi permintaan Datu Mabrur. Ia memohon agar luka-lukanya diobati dan kembali ke laut. Raja Ikan Todak juga berjanji untuk memobilisasi seluruh penghuni lautan dan samudera untuk mewujudkan impian Datu Mabrur.
Datu Mabrur menolong Raja Ikan Todak dengan mengobati luka-lukanya, dan kemudian melepaskannya kembali ke laut. Sebagai bukti kesetiaan dan pengabdiannya, Raja Ikan Todak menggerakkan jutaan ikan dari berbagai jenis untuk mendorong dan memunculkan sebuah daratan baru dari dasar laut. Daratan tersebut naik ke permukaan dan membentuk sebuah pulau yang dinamakan Pulau Halimun.
Datu Mabrur merasa gembira karena impian dan permohonannya telah dikabulkan. Pulau Halimun menjadi tempat tinggal bagi anak-cucu dan keturunannya. Pemerintah Kabupaten Kotabaru bahkan menggunakan kata “sa-ijaan” dan gambar ikan todak sebagai slogan dan lambang mereka.
Dengan demikian, Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak mengajarkan tentang persahabatan, saling tolong-menolong, dan kekuatan janji. Cerita ini menunjukkan bahwa melalui kebaikan dan kesetiaan, impian dapat terwujud, dan ikatan yang kuat dapat terbentuk antara manusia dan makhluk lainnya.
Kesimpulan
Mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat merupakan langkah penting dalam memahami dan menikmati sastra lama Melayu. Dalam artikel ini, kami telah menguraikan definisi hikayat dan karakteristiknya, memberikan pengantar tentang langkah-langkah dalam mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat, serta menyoroti pentingnya memperhatikan konteks cerita. Dengan pemahaman yang mendalam tentang ide dan makna kata dalam hikayat, pembaca dapat merasakan kekayaan sastra lama Melayu secara lebih baik.
Proses mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat melibatkan pemahaman terhadap karakteristik hikayat dan konteks cerita. Kata-kata dalam hikayat memiliki makna yang terkait erat dengan cerita secara keseluruhan. Dalam artikel ini, kami telah membahas pentingnya pemahaman terhadap definisi hikayat, memperhatikan konteks cerita, dan langkah-langkah praktis dalam mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat. Dengan melibatkan sumber-sumber terpercaya dan merujuk pada materi yang terdapat di buku siswa Bahasa Indonesia kelas X SMP Kurikulum Merdeka, artikel ini memberikan landasan yang kuat bagi pembaca dalam memahami hikayat.
Mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat memberikan peluang bagi pembaca untuk menggali pesan moral, kekayaan budaya, dan warisan sastra lama Melayu. Dalam hikayat, kata-kata memiliki nuansa dan signifikansi yang kaya, sehingga memahaminya dengan baik akan memberikan pengalaman membaca yang lebih mendalam. Dalam artikel ini, kami telah mengajak pembaca untuk menjelajahi dunia hikayat dan mengapresiasi keindahan serta pesan yang terkandung dalam setiap ceritanya. Dengan demikian, pemahaman tentang ide dan makna kata dalam hikayat menjadi penting dalam menikmati dan menghargai sastra lama Melayu serta memperkaya wawasan budaya kita.
Pertanyaan dan Jawaban
Apa yang menjadi tujuan utama dalam mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat?
Tujuan utamanya adalah memahami pesan moral, makna, dan kekayaan sastra yang terkandung dalam hikayat.
Mengapa penting untuk memahami konteks cerita dalam proses mengidentifikasi ide dan makna kata dalam hikayat?
Memahami konteks cerita membantu pembaca dalam memahami makna kata-kata yang digunakan dalam hikayat sesuai dengan situasi dan latar belakang cerita.
Bagaimana karakteristik hikayat dapat membantu dalam mengidentifikasi ide dan makna kata?
Karakteristik hikayat, seperti unsur rekaan dan cerita yang berkisar pada kehidupan istana, dapat memberikan petunjuk tentang penggunaan kata-kata tertentu dan membantu memahami konteks yang lebih luas.
Apa manfaat dari memahami ide dan makna kata dalam hikayat berdasarkan buku siswa Bahasa Indonesia halaman 54-59 kelas X SMP Kurikulum Merdeka?
Manfaatnya adalah memperkaya pemahaman siswa tentang sastra lama Melayu, meningkatkan keterampilan membaca dan menganalisis teks, serta mengapresiasi warisan budaya dalam bentuk hikayat.
Bagaimana pemahaman ide dan makna kata dalam hikayat dapat membantu siswa memperluas wawasan budaya mereka?
Pemahaman ide dan makna kata dalam hikayat memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi kekayaan budaya Melayu, memahami nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat, dan menghargai warisan sastra lama sebagai bagian penting dari budaya mereka.