Kegiatan 2 Perbandingan Antara Informasi Pada LHO dan Teks Eksplanasi, Bahasa Indonesia Kelas X – Mata pelajaran Bahasa Indonesia memainkan peran yang penting dalam kurikulum pendidikan di tingkat SMP, khususnya di Kurikulum Merdeka. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat dua komponen penting yang sering digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa, yaitu teks eksplanasi dan Lembar Hasil Observasi. Dalam artikel ini, kami akan membahas perbandingan antara kedua komponen ini dan mengapa keduanya memiliki peranan yang signifikan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Bahasa Indonesia.
Teks eksplanasi dan Lembar Hasil Observasi adalah dua alat pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas X SMP Kurikulum Merdeka. Teks eksplanasi bertujuan untuk menjelaskan suatu konsep atau fenomena dengan cara yang jelas dan terstruktur. Sementara itu, Lembar Hasil Observasi merupakan alat yang digunakan siswa untuk merekam dan menganalisis hasil observasi mereka terhadap suatu objek atau peristiwa. Dalam artikel ini, kami akan membandingkan kedua alat pembelajaran ini, melihat kelebihan dan kekurangannya, serta memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan keduanya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kelas X SMP Kurikulum Merdeka menempatkan Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran inti yang memiliki peranan penting dalam pengembangan keterampilan komunikasi siswa. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terdapat dua komponen yang sering digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa, yaitu teks eksplanasi dan Lembar Hasil Observasi. Teks eksplanasi digunakan untuk menguraikan konsep atau fenomena dengan bahasa yang jelas dan sistematis, sementara Lembar Hasil Observasi membantu siswa dalam merekam dan menganalisis hasil observasi mereka terhadap suatu objek atau peristiwa. Dalam artikel ini, kami akan membandingkan kedua komponen ini dan menjelaskan manfaat serta cara penggunaannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kegiatan 2 Perbandingan Antara Informasi Pada LHO dan Teks Eksplanasi, Bahasa Indonesia Kelas X
Dalam menyajikan data yang akurat, kalian dapat menggunakan sumber lain sebagai pembanding terhadap hasil observasi kalian di lapangan. Kali ini kalian akan menggunakan sebuah teks ekplanasi sebagai bahan pembanding informasi pada teks laporan observasi Kunang-Kunang. Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses bagaimana dan mengapa suatu fenomena, baik fenomena alam maupun fenomena sosial, terjadi. Kali ini, kalian akan membaca teks ekplanasi yang menjelaskan fenomena terancam punahnya kunang-kunang.
Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Bioscience menyatakan kunang-kunang menghadapi ancaman kepunahan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan serangga ini terancam punah.
Penyebab pertama kepunahan kunang-kunang adalah hilangnya habitat hidup kunang-kunang. Kunang-kunang menderita karena habitat yang menjadi tempat untuk menyelesaikan siklus hidupnya telah menghilang. Misalnya, kunang-kunang Malaysia (Pteroptyx tener), yang terkenal karena panjangnya, harus kehilangan habitatnya untuk berkembang biak di kawasan bakau karena di konversi menjadi perkebunan sawit dan pertanian budidaya.
Dalam penelitian lain juga di sebutkan bahwa polusi cahaya menjadi penyebab kedua terbesar punahnya kunang-kunang. Penggunaan cahaya buatan pada malam hari, yang semakin marak selama seabad terakhir, adalah ancaman paling serius kedua bagi kunang-kunang. Banyak kunang-kunang mengandalkan bioluminescence, reaksi kimia didalam tubuh mereka yang memungkinkan untuk menyala saat menemukan dan menarik pasangan. Banyaknya cahaya buatan dapat mengganggu fase ini.
Penelitian juga mencatat, tingkat kecerahan dibumi mengalami peningkatan sebesar 23 persen. Selain itu, Avalon Owens, seorang kandidat PhD dalam biologi di Universitas Tufts, menyampaikan bahwa polusi cahaya benar-benar mengacaukan ritual kawin kunangkunang yang berdampak kepada regenerasi kunang-kunang.
Penggunaan insektisida juga berperan dalam penurunan populasi kunang-kunang. Profesor biologi dari Universitas Sussex, Dave Goulson mengatakan hilangnya habitat menjadi faktor paling utama yang mendorong kepunahan kunang-kunang, sedangkan pestisida adalah faktor sekunder yang tidak bisa di kesampingkan.
Selain tiga faktor itu, pariwisata juga memicu kepunahan kunangkunang. Di Jepang, Taiwan, dan Malaysia misalnya, meningkatnya angka wisatawan yang mencapai 200 ribu pengunjung membuat populasi kunang-kunang menurun. Di Thailand, peneliti juga mengatakan bahwa lalu lintas perahu motor di sepanjang sungai bakau telah menumbangkan pohon dan mengikis tepi sungai dan menghancurkan habitat kunang-kunang. Sementara spesies yang tidak dapat terbang di injak-injak oleh wisatawan di Carolina Utara dan Nanacampila di Meksiko.
(Diadaptasi dari: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200204163021-199-471585/habitat-hilang-kunang-kunang-di-ambang-kepunahan)
Bandingkan informasi yang terdapat pada teks laporan hasil observasi “Kunang-Kunang” dengan informasi pada teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”. Gunakanlah pengatur grafis berikut untuk membandingkan informasi pada kedua teks tersebut. Perhatikan contoh pengisian yang terdapat pada tabel.
Tabel 1.4 Tabel perbandingan antara informasi pada LHO dan teks eksplanasi
Tabel Perbandingan antara Teks Laporan Hasil Observasi “Kunang-Kunang” dan Teks Eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”:
Teks Laporan Hasil Observasi “Kunang-Kunang” | Teks Eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang” |
---|---|
– Kunang-kunang adalah serangga yang mengeluarkan cahaya terlihat saat malam hari. | – Penelitian dalam jurnal Bioscience menyatakan kunang-kunang menghadapi ancaman kepunahan. |
– Kunang-kunang hidup di tempat lembab seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan. | – Hilangnya habitat kunang-kunang adalah penyebab pertama kepunahan kunang-kunang. |
– Kunang-kunang bertelur pada saat hari gelap dan meletakkannya di tanah, ranting, rumput, atau di bawah dedaunan. | – Polusi cahaya merupakan penyebab kedua terbesar kepunahan kunang-kunang. |
– Tubuh kunang-kunang terdiri dari kepala, thorax, dan perut (abdomen), serta memiliki dua pasang sayap. | – Penggunaan cahaya buatan pada malam hari mengganggu fase bioluminescence kunang-kunang. |
– Kunang-kunang memakan cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing. | – Penggunaan insektisida berperan dalam penurunan populasi kunang-kunang. |
– Cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya dan digunakan untuk memberi peringatan atau menarik pasangan. | – Pariwisata juga memicu kepunahan kunang-kunang melalui kerusakan habitat dan aktivitas manusia. |
Perbandingan ini menunjukkan beberapa kesamaan dan perbedaan antara informasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi “Kunang-Kunang” dan teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”. Teks laporan hasil observasi memberikan informasi lebih rinci tentang karakteristik dan kehidupan kunang-kunang, sementara teks eksplanasi membahas faktor-faktor yang menyebabkan kepunahan kunang-kunang secara keseluruhan.
Kesimpulan
Berdasarkan perbandingan antara teks laporan hasil observasi “Kunang-Kunang” dan teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang” dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas X SMP Kurikulum Merdeka, dapat ditarik beberapa kesimpulan penting.
Pertama, teks laporan hasil observasi “Kunang-Kunang” memberikan informasi yang lebih spesifik tentang karakteristik dan kehidupan kunang-kunang, seperti kemampuan mereka mengeluarkan cahaya dan kebiasaan bertelur pada saat hari gelap. Teks ini fokus pada deskripsi dan penjelasan mengenai sifat-sifat kunang-kunang secara umum.
Kedua, teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang” membahas faktor-faktor yang menyebabkan kepunahan kunang-kunang. Dalam teks ini, diperlihatkan bahwa hilangnya habitat, polusi cahaya, penggunaan insektisida, dan dampak pariwisata merupakan ancaman nyata terhadap kelangsungan hidup kunang-kunang. Teks ini memberikan penjelasan yang lebih luas tentang situasi dan kondisi yang mengarah pada kepunahan kunang-kunang.
Ketiga, kedua teks memiliki keterkaitan yang kuat. Informasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi “Kunang-Kunang” menjadi dasar dan pendukung bagi teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”. Teks laporan hasil observasi memberikan pemahaman dasar tentang karakteristik kunang-kunang, sementara teks eksplanasi meluas dan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang mengapa kunang-kunang menghadapi kepunahan.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kombinasi antara teks laporan hasil observasi dan teks eksplanasi memberikan siswa pemahaman yang lebih lengkap tentang suatu topik. Dalam kasus kunang-kunang, siswa dapat memahami tidak hanya sifat-sifat unik kunang-kunang, tetapi juga mengenai faktor-faktor yang membahayakan keberadaannya.
Pertanyaan dan Jawaban
Apa perbedaan antara teks laporan hasil observasi “Kunang-Kunang” dan teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”?
Jawaban: Perbedaan antara kedua teks tersebut adalah fokus dan tujuan penulisannya. Teks laporan hasil observasi “Kunang-Kunang” memberikan informasi spesifik tentang karakteristik dan kehidupan kunang-kunang, sementara teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang” membahas faktor-faktor yang menyebabkan kepunahan kunang-kunang.
Apa yang menjadi fokus utama teks laporan hasil observasi “Kunang-Kunang”?
Jawaban: Fokus utama teks laporan hasil observasi “Kunang-Kunang” adalah memberikan informasi tentang sifat-sifat dan kehidupan kunang-kunang, seperti kemampuan mereka mengeluarkan cahaya, tempat hidup, kebiasaan bertelur, dan pola makan.
Apa yang menjadi fokus utama teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”?
Jawaban: Fokus utama teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang” adalah menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kepunahan kunang-kunang, seperti hilangnya habitat, polusi cahaya, penggunaan insektisida, dan dampak pariwisata.
Bagaimana hubungan antara teks laporan hasil observasi “Kunang-Kunang” dan teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”?
Jawaban: Teks laporan hasil observasi “Kunang-Kunang” menjadi dasar dan pendukung bagi teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”. Informasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi menjadi landasan untuk menjelaskan dan memperluas pemahaman tentang faktor-faktor yang mengancam kelangsungan hidup kunang-kunang dalam teks eksplanasi.
Mengapa penting mempelajari kedua teks tersebut dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia?
Jawaban 5: Mempelajari kedua teks tersebut penting dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia karena kombinasi antara teks laporan hasil observasi dan teks eksplanasi memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang suatu topik. Dalam kasus kunang-kunang, siswa dapat memahami tidak hanya sifat-sifat unik kunang-kunang, tetapi juga faktor-faktor yang membahayakan keberadaannya dan dampak yang mungkin terjadi. Hal ini membantu meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam membaca, memahami, dan menafsirkan teks-teks beragam dalam Bahasa Indonesia.